Menulis konten yang melibatkan di video pendek menuntut pemahaman mendalam tentang batasan durasi. Di TikTok dan Instagram Reels, durasi rata-rata hanya 15–60 detik. Oleh karena itu, strategi penulisan harus langsung menuju inti pesan. Jangan gunakan pembukaan yang bertele-tele. Sebaliknya, mulai dengan kalimat kuat yang mengandung hook emosional atau fakta mengejutkan. Dengan begitu, kamu bisa menangkap perhatian penonton dalam tiga detik pertama.
Sebagai contoh, alih-alih berkata, “Hari ini aku akan membahas sesuatu yang penting,” ubahlah menjadi, “90% orang gagal karena lupa satu hal ini.” Kalimat ini lebih tajam, lebih menarik, dan mendorong rasa ingin tahu. Itulah kunci utama dalam storytelling berdurasi singkat.
Menulis konten yang melibatkan di video pendek membutuhkan hook yang memikat
Konten video pendek sangat bergantung pada hook awal. Hook bisa berupa pertanyaan menarik, fakta unik, atau kalimat yang menantang kepercayaan umum. Penonton tidak akan menunggu hingga akhir video jika pembukaannya datar. Karena itu, letakkan kalimat paling kuat di detik pertama.
Gunakan gaya bahasa yang menyentuh emosi atau memicu rasa penasaran. Misalnya: “Kamu pasti pernah merasa gagal, tapi apakah kamu tahu penyebab utamanya bukan kamu?” Kalimat seperti ini tidak hanya menarik, tapi juga membangun koneksi langsung dengan penonton.
Menulis konten yang melibatkan di video pendek harus langsung ke poin utama
Menulis konten yang melibatkan di video pendek berarti menyingkirkan basa-basi. Setelah hook menarik perhatian, langsung sajikan informasi utama. Fokus pada satu ide inti per video. Terlalu banyak informasi membuat pesan jadi kabur dan sulit diingat.
Gunakan bahasa sederhana dan kalimat singkat. Misalnya, jika kamu ingin berbagi tips produktivitas, langsung sampaikan: “Gunakan teknik Pomodoro. Fokus 25 menit, istirahat 5 menit. Ulangi empat kali.” Tanpa penjelasan panjang, penonton langsung tahu apa yang harus dilakukan.
Menulis konten di video pendek efektif dengan alur cerita mikro
Menulis konten yang melibatkan di video pendek butuh alur cerita mikro. Alur ini terdiri dari pembukaan (masalah), tengah (proses), dan akhir (solusi atau twist), semuanya disajikan dalam waktu kurang dari satu menit.
Contohnya, untuk video tentang kesalahan saat interview kerja:
- Masalah: “Kamu ditolak kerja, padahal sudah menjawab semua pertanyaan?”
- Proses: “Mungkin kamu lupa satu hal: mengajukan pertanyaan balik.”
- Solusi: “Tanyakan: Apa budaya kerja di sini? Itu menunjukkan kamu serius.”
Format ini menjaga struktur cerita tetap kuat meski durasi sangat singkat.
Menulis konten yang melibatkan di video pendek perlu mengoptimalkan kata-kata
Konten di video pendek menuntut efisiensi bahasa. Gunakan kata-kata aktif, konkret, dan emosional. Hindari istilah teknis yang membingungkan atau kalimat pasif yang lemah. Misalnya, ubah “Masalah ini sedang ditangani” menjadi “Kami atasi masalah ini sekarang juga.”
Tambahkan kata kerja yang menggugah tindakan: mulai, ubah, kendalikan, hadapi, raih. Kata-kata ini menggerakkan pikiran dan emosi penonton untuk bertindak. Itulah inti dari storytelling dalam video singkat—pesan kuat, ringkas, dan menggugah.
Harus memahami audiens
Konten di video pendek tidak bisa lepas dari pemahaman terhadap audiens. Siapa mereka? Apa masalah dan keinginan mereka? Penulisan yang efektif berbicara langsung ke hati penonton, seolah dibuat khusus untuk mereka.
Gunakan kalimat personal seperti “Kamu pernah merasa…” atau “Coba bayangkan…” agar terasa lebih dekat. Konten akan jauh lebih engaging jika terasa relevan dan pribadi. Bahkan dalam video berdurasi 30 detik, koneksi emosional tetap bisa tercipta.
Menulis konten yang melibatkan di video pendek perlu menyisipkan kejutan
Menulis konten yang melibatkan di video pendek bisa makin kuat dengan menyisipkan elemen kejutan. Penonton menyukai twist yang tidak terduga. Kejutan bisa berupa fakta baru, ironi, atau punchline yang tidak disangka.
Misalnya, kamu bercerita tentang pengalaman buruk di kantor, lalu ternyata kamu malah mendapatkan promosi karena keberanianmu menyuarakan masalah. Format seperti ini membuat penonton bertahan sampai akhir dan bahkan ingin membagikan videomu.
Konten di video pendek efektif dengan call to action
Konten di video pendek harus diakhiri dengan call to action (CTA). CTA bisa berupa ajakan untuk like, komen, share, atau mencoba sesuatu yang kamu sampaikan. Tanpa CTA, penonton mungkin terinspirasi, tapi tidak bertindak
Gunakan CTA yang singkat tapi spesifik. Misalnya: “Tag temanmu yang perlu dengar ini,” atau “Coba hari ini dan tulis hasilnya di kolom komentar.” Gunakan nada ajakan yang lembut tapi persuasif agar terasa natural.
Konten di video pendek membutuhkan konsistensi gaya
Konten di video pendek akan lebih berhasil jika kamu konsisten dalam gaya dan tone. Gaya bisa lucu, serius, inspiratif, atau edukatif yang penting sesuai dengan identitas brand atau personalmu.
Tentang Saya : About
Tone yang konsisten membuat penonton mengenali kamu bahkan sebelum video diputar. Ini menciptakan loyalitas dan memudahkan kamu membangun komunitas. Setiap kalimat yang kamu tulis harus memperkuat kepribadian unikmu.
Harus memperhatikan subtitle
Menulis konten di video pendek juga mencakup penulisan subtitle. Banyak pengguna menonton video tanpa suara, sehingga teks harus kuat dan sinkron dengan narasi.
Gunakan font yang mudah dibaca dan warna kontras. Kalimat di subtitle sebaiknya ringkas, maksimal 6–8 kata per baris. Dengan begitu, pesan tetap tersampaikan meskipun tanpa audio. Ini meningkatkan durasi tonton dan interaksi.
Memanfaatkan format storytelling populer
Konten di video pendek akan lebih mudah jika kamu gunakan template storytelling populer. Misalnya:
- Masalah – Proses – Solusi
- Dulu – Sekarang – Pelajaran
- 3 Tips Cepat (format listicle)
Gunakan variasi ini untuk menjaga ide tetap segar. Meskipun formatnya sama, kamu bisa mengemasnya dengan sudut pandang berbeda. Ini membantu kamu tetap produktif dalam membuat konten tanpa kehilangan daya tarik.
Baca Juga : Tips Menulis Kreatif untuk Mengembangkan Gaya Unik Anda
Perlu eksperimen terus-menerus
Menulis konten di video pendek bukan soal satu kali sukses, tapi eksperimen yang berulang. Analisis video mana yang paling banyak ditonton, dikomentari, atau dibagikan. Pelajari polanya.
Uji berbagai gaya penulisan: formal, santai, humoris, atau emosional. Uji juga panjang teks, kecepatan bicara, dan jenis hook. Semakin banyak kamu eksperimen, semakin kamu tahu formula yang paling efektif untuk audiensmu.