Membuat newsletter pertama untuk pembaca setia merupakan langkah penting dalam membangun koneksi personal dan meningkatkan loyalitas audiens. Dengan strategi yang tepat, Anda bisa menciptakan konten berkualitas yang membuat mereka menantikan setiap edisi berikutnya.
Menentukan Tujuan Newsletter yang Jelas
Newsletter pertama harus punya arah
Newsletter pertama harus memiliki tujuan yang jelas sejak awal. Apakah Anda ingin berbagi artikel, promosi, atau sekadar mengabarkan hal-hal terbaru seputar karya Anda? Dengan mengetahui arah sejak awal, Anda bisa menyusun konten dengan lebih fokus.
Selain itu, penentuan tujuan juga membantu Anda menentukan frekuensi pengiriman. Apakah newsletter ini akan dikirim mingguan, dua mingguan, atau bulanan? Pembaca akan lebih mudah berkomitmen jika mereka tahu apa yang diharapkan dari setiap kiriman.
Jika Anda belum menentukan niche newsletter Anda, bacalah panduan kami tentang Strategi Menulis Konsisten di Tengah Kesibukan.
Tambahkan nilai sejak edisi pertama
Setiap newsletter harus memberi nilai nyata bagi pembaca. Di edisi perdana, tunjukkan dengan jelas bahwa kehadiran Anda di kotak masuk mereka layak untuk dinanti. Anda bisa berbagi tips eksklusif, insight pribadi, atau bahkan bonus khusus hanya untuk subscriber pertama.
Merancang Struktur dan Format yang Menarik
Format yang konsisten meningkatkan kenyamanan
Membuat struktur newsletter yang konsisten akan memudahkan pembaca mengenali bagian-bagian penting dari konten Anda. Misalnya, Anda bisa membagi newsletter menjadi tiga segmen: pembuka (sapaan hangat), isi utama (artikel, berita, atau refleksi), dan penutup (CTA, promosi, atau sneak peek edisi berikutnya).
Transisi antarbagian harus mengalir alami. Gunakan kata transisi seperti “selain itu”, “lebih penting lagi”, atau “di sisi lain” untuk menjaga keterhubungan antarparagraf.
Desain visual tetap penting meski lewat email
Walaupun formatnya berupa email, Anda tetap perlu memperhatikan desain visual. Gunakan heading yang jelas, bullet points untuk merangkum, dan sisipkan gambar ringan jika perlu. Hindari blok teks panjang yang sulit dibaca di layar ponsel.
Untuk desain profesional, Anda bisa menggunakan platform seperti Beehiiv atau Substack yang sudah menyediakan template siap pakai.
Menyusun Konten yang Relevan dan Personal
Gunakan suara yang akrab
Konten newsletter pertama harus terdengar seperti percakapan. Gunakan nada yang sesuai dengan karakter pembaca Anda. Jika audiens Anda cenderung santai, hindari nada formal yang kaku. Namun bila mereka profesional, sesuaikan dengan bahasa yang sopan namun tidak membosankan.
Mulailah dengan kalimat yang memancing perhatian, lalu ceritakan sesuatu yang menyentuh atau menarik. Akhiri dengan pertanyaan ringan atau ajakan untuk membalas email. Pendekatan seperti ini mendorong interaksi dua arah.
Cerita pribadi membangun kedekatan
Jangan ragu untuk menyelipkan cerita pribadi di newsletter pertama. Ceritakan kenapa Anda memulai newsletter ini, apa yang membuat Anda semangat mengirimkan edisi perdana, atau harapan Anda terhadap komunitas pembaca yang sedang tumbuh.
Cerita semacam ini tidak hanya memperkenalkan Anda sebagai penulis, tetapi juga membentuk koneksi emosional. Pembaca cenderung lebih setia jika mereka merasa terlibat dalam perjalanan Anda.
Memanfaatkan Tools untuk Distribusi dan Analisis
Pilih platform yang sesuai kebutuhan Anda
Setelah menyiapkan konten, Anda perlu memilih tools pengiriman newsletter. Beberapa platform populer seperti Mailchimp, ConvertKit, dan Revue menyediakan sistem otomatisasi, segmentasi audiens, dan laporan performa. Tools ini sangat membantu untuk pemula karena antarmuka mereka user-friendly.
Untuk Anda yang baru mulai, pelajari artikel kami tentang Konten YouTube untuk Penulis: Dari Naskah ke Kamera yang juga membahas tentang membangun personal brand dari berbagai kanal, termasuk newsletter.
Analisis performa membantu meningkatkan kualitas
Setelah newsletter pertama dikirim, jangan berhenti di situ. Anda harus melihat open rate, click rate, dan berapa banyak yang unsubscribe. Semua data ini penting untuk mengevaluasi kualitas dan relevansi konten.
Gunakan analisis tersebut untuk menyempurnakan edisi-edisi selanjutnya. Jika tingkat klik rendah, mungkin CTA Anda kurang menarik. Jika open rate kecil, mungkin judul email Anda tidak cukup menggoda.
Menyisipkan Call to Action yang Efektif
CTA bukan hanya promosi
Call to action dalam newsletter tidak harus selalu berbentuk ajakan beli. Anda bisa mengarahkan pembaca untuk membaca artikel blog terbaru, bergabung ke komunitas, atau membalas email dengan pendapat mereka.
Misalnya:
“Ingin tahu lebih dalam tentang cara mengembangkan gaya menulis pribadi? Klik di sini untuk membaca panduan lengkapnya!”
CTA seperti itu membuat pembaca merasa dihargai dan terlibat.
CTA lainnya bisa seperti:
“Gabung ke komunitas penulis kami di Telegram dan dapatkan tips mingguan langsung dari para mentor. Klik di sini untuk bergabung!”
Menyiapkan Strategi Promosi Newsletter
Bangun awareness sebelum peluncuran
Meskipun ini newsletter pertama Anda, Anda tetap perlu promosi. Gunakan media sosial, website pribadi, bahkan kolaborasi dengan kreator lain untuk menyebarkan tautan berlangganan. Anda juga bisa menyisipkan form pendaftaran newsletter di bagian akhir setiap artikel blog Anda.
Contoh kalimat promosi internal:
“Setelah membaca artikel ini, jangan lupa daftar newsletter kami untuk mendapatkan insight seputar dunia kepenulisan secara eksklusif setiap minggu.”
Manfaatkan platform eksternal untuk menjangkau audiens lebih luas
Cobalah mempromosikan newsletter Anda melalui platform seperti Medium, LinkedIn, atau komunitas penulis di Reddit. Selain itu, Anda bisa memasang form pendaftaran di landing page seperti Carrd atau Notion untuk tampilan yang lebih bersih dan profesional.
Jika ingin belajar membuat landing page dengan cepat, kunjungi tutorial lengkap di ConvertKit’s Landing Page Guide.
Bonus: Tips Tambahan Agar Newsletter Awal Tak Terlupakan
Tambahkan hadiah kecil untuk subscriber awal
Beri insentif berupa e-book gratis, template, atau diskon khusus bagi subscriber awal Anda. Hadiah ini bisa meningkatkan conversion rate dan memberi alasan lebih kuat bagi pembaca baru untuk ikut bergabung.
Gunakan subject line yang menggoda
Judul email atau subject line menentukan apakah email Anda akan dibuka atau tidak. Gunakan elemen misteri, personalisasi nama penerima, atau pertanyaan menggoda seperti:
“Saya Menulis Ini Khusus untuk Kamu, Boleh Dibaca?”
Subject line yang kuat dapat meningkatkan open rate secara signifikan.
Sudah siap mengirimkan newsletter pertamamu? Jangan tunggu lagi! Gabung ke komunitas pembaca kami dan dapatkan inspirasi mingguan di kotak masukmu.
➡️ Klik di sini untuk berlangganan sekarang
Jika ingin memperdalam tentang bagaimana menulis konten yang personal dan menggugah, Anda juga bisa membaca artikel Cara Menulis Cerpen yang Bikin Baper Pembaca.
Untuk inspirasi desain newsletter yang memikat, cek koleksi contoh dari kreator ternama di Really Good Emails.